“Menyadarkan” Ketua HMI (MPO) Cabang Makassar

  • Bagikan

Penulis : Sultan Alaudin (Kader HMI MPO Cabang Makassar)

Ada banyak persoalan yang tak kunjung diselesaikan oleh saudara Akbar selaku ketua umum HMI (MPO) Cabang Makassar periode 2021-2022. Persoalan internal yang melanda HMI (MPO) Cabang makassar seharusnya dapat segera diselesaikan oleh ketua Cabang selaku pucuk pimpinan dalam organisasi ini.

Pertama, minimnya kegiatan basic training periode kali ini, hingga sejauh ini basic training yang diadakan tidak lebih dari 10 kali. Padahal kegiatan basic training menjadi sangat penting bagi kemajuan suatu cabang. Selain itu terhitung hanya 2 komisariat yang dapat dikategorikan aktif yaitu komisariat ushuluddin filsafat, dan komisariat polinas. Selebihnya, komisariat lainnya “fiktif”, hanya tinggal nama. Pengurus yang tersisa dari komisariat “fiktif” tersebut melebur menjadi semacam kelompok yang menyediakan tenaga untuk menjalankan kerja-kerja cabang yang mulai ditinggalkan oleh pengurus “aslinya”.
Banyaknya pengurus cabang yang vakum berpengaruh pada mutu dan kinerja cabang periode ini. Etos kerja yang rendah, sangat terlihat dari jumlah keterlibatan pengurus Cabang di setiap kegiatan yang berlangsung.

Kedua, Pengawalan terhadap komisariat-komisariat yang berada dalam naungan cabang sangat minim. Bahkan pasca proses Basic training (LK I) yang telah dilalui, para kader dilepaskan begitu saja tanpa agenda full up yang jelas, yang pada akhirnya membuat komisariat menjadi vakum. Saudara Akbar seolah mengulang kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh periode sebelumnya, yang pada saat itu ia kritik habis-habisan saat menjabat pada tataran komisariat.

Ke tiga, Persoalan lain yang melanda kepengurusan ini ialah status dari komisariat-komisariat persiapan yang tak kunjung dibentuk. Salah satu komisariat yang terkena imbas dari kevakuman cabang adalah komisariat persiapan STIE Wirabhakti yang tak kunjung dibentuk, yang pada dasarnya telah memenuhi persyaratan konstitusional yang berlaku. Selain itu komisariat 45 bosowa yang tak kunjung dilantik hingga hari ini.

Ke empat, fungsi sekretariat yang seharusnya menjadi tempat pelaksanaan aktivitas organisasi yang menunjang intelektualitas para kader. Namun, sejauh ini hanya dijadikan sebagai tempat tinggal “oknum” yang bahkan bukan pengurus cabang. Sekretariat hanya dijadikan tempat persinggahan tanpa kegiatan yang bernuansa keilmuan, sehingga menimbulkan antipati bagi tiap kader untuk berkunjung di sekretariat cabang.

Namun, anehnya saudara Akbar selaku ketua umum lebih sibuk untuk mengunjungi cabang-cabang lain yang bukan tupoksi kerjanya, dan mengabaikan rumahnya sendiri. ia lebih dikenal sebagai “pengamat HMI”, ditengah problematika cabang yang ia pimpin. Mungkin saat ini ia sedang lupa, bahwa ia sedang menjabat sebagai ketua cabang, sehingga perlu adanya penyadaran kembali.

Terakhir, maka dari itu, kami sangat mengharapkan ketua cabang untuk segera menyelesaikan problematika yang ada di sisa periode kepengurusannya, karena kami ingin agar HMI (MPO) Cabang Makassar tetap menjadi cabang besar, dengan tuntunan Khittah perjuangan.(*)

  • Bagikan